Rabu, 09 Desember 2015

KARENA KITA BERBEDA

Waktu yang tiba-tiba mempertemukan kita tanpa alasan, membuat kita berpendapat bahwa aku adalah tulang rusukmu. Semua proses yang kita jalani terjadi sangat cepat, begitu saja terjadi. Kita berkenalan, bersama kemudian berpisah. Keadaan ini kadang kita sesali. Hingga ada banyak pertanyaan yang tak ada jawabnya kita lontarkan pada Sang Pemilik Dunia. 


           " mengapa dulu kita tak mempertimbangkan rasa ini? mengapa kita tak menawar keadaan ini? mengapa kita terburu-buru karena kelelahan kita mencari? kenapa rasa nyaman ini menghentikan kita kemudian memberi rumah untuk hati yang pernah terluka? kenapa kau dan aku bisa begitu saja berpendapat kita jodoh? kenapa kita membiarkan berparasan ini berkembang secara liar?  kenapa kita ingin saling memiliki? hingga kenapa kita saling melukai jika sebenarnya kita jatuh cinta?'

Beberapa pertanyaan yang seharusnya dalam kita sendirilah terdapat jawabannya. Seperti keadaan kita kemudian secara tiba-tiba kita saling menyalahkan. Mencaci maki Sang Penguasa Hidup karena pertemuan kita. Marah pada perbedaan yang ada. Bahkan sering kali bertanya pada angin " MENGAPA KITA BERBEDA"

Saat hening diantara kita tercipta kita sering memutar memori masa silam. Awal kita bertemu kemudian menjalani keadaan yang kita perumit sendiri hingga akhirnya kita akan menyerah. Aku mengingat bagaimana kau tersenyum begitu manis kala itu... kala kita mengingat pertemuan kita yang lucu. Saat dimana kemudian kita berlagak acuh dengan perbedaan kita. Lalu saat benar-benar dunia menolak bersatunya kita. Dan akhirnya saat sinar matamu meredup dan menyakinkan aku bahwa kita harus menyerah.

Aku tahu pada akhirnya perjuangan kita sia-sia. Kita sudah kalah sebelum memulai perang ini. Kita sama-sama paham dengan keadaan ini. Tapi keras kepalanya kita dan keegoisan kita tak bisa kendalikan. 

Sisa akhir dari kisah yang kita buat hanya lebam. Lebam dalam hati yang tak bisa terobati. Perjuangan kita bukan lagi membuat jembatan untuk melewati jurang yang dalam itu. Kita mencari jalan kita sendiri untuk menerima bahwa hanya ada jalan buntu di sepertiga jembatan kita.

Sudah .... jangan lagi marah pada Tuhanmu. Dan jangan lagi bertanya padaNya tentang semua yang sudah terjadi. 

     " Kita hanya menyebut namaNYA dengan sebutan yang berbeda. Kita hanya beribadah dengan cara yang berbeda. Kita hanya ada di tempat ibadah yang berbeda. Kita percaya Tuhan itu ESA. Kita hanya memiliki warna kulit yang berbeda. Kita hanya berasal dari suku yang berbeda. Kita hanya memiliki tingkah yang berbeda"

Semua yang kita anggap mudah ternyata tak semudah itu kita jalani. Banyak batu yang menghadang... jurang itu terlalu dalam, tembok itu terlalu kokoh kita runtuhkan. Jembatan yang kita bangun bersama tak bisa kita lewati berdua.

Sama sepertimu aku juga mencintai Tuhan yang sudah kuyakini ada sejak lahir dengan caraku yang berbeda denganmu. Sama sepertimu aku tak bisa melukai hati ibuku dengan pilihan yang menurutnya salah. Aku sangat menyayangi ibuku sepertimu.

Ini memang menyakitkan.... tapi kita harus menerimanya. Ikhlaskan aku berjalan dengan jalanku sendiri, akupun mengikhlaskanmu dengan takdirmu. Kita sudahi amarah ini... pada waktu yang sudah menjebak kita dalam pertemuan, pada keadaan yang tak mau bersahabat dengan kita bahkan pada Tuhan yang tak merestui kita.

Sampai disini.... kita selesaikan semua perjuangan kita dengan saling melambaikan tangan. Jangan tengok keadaanku jika itu menyebabkan perih dalam hatimu. Jangan lagi berjalan kearahku membawa keyakinan yang sudah pupus. 

Aku sudah memutuskan berjalan menjauh dari harapan kita dulu. Hari ini kita selesaikan kisah kita sendiri-sendiri. Mewujudkan segala mimpi-mimpi kita yang dulu sempat terhenti.

Kamu harus dapat menggapainya... memiliki sebuah hunian di gedung tinggi dan memiliki mobil sport yang termahal. touring mengelilingi indonesia dengan mogemu. menyelesaikan S1 mu dengan baik. menjadi Sarjana Teknik yang handal. Memiliki sebuah restoran terkenal di seluruh kota di Indonesia.


Dan aku akan mewujudkan jua mimpiku. memiliki rumah mungil di tengah desa yang asri memiliki berhektar-hektar perkebunan... mengendarai mobil mungil berwarna merah dan mampir ke seluruh penjuru negeri ini dengan vespa warna putihku.

ya.... sampai akhirnya kau dan aku membawa kisah kita di negeri dongeng. melihat indahnya negeri itu dengan sendiri-sendiri.

Sampai jumpa kamu di masa depan kita nanti semoga kau menemukan seseorang yang tak perlu menjalani segala kerumitan kita dulu. dan yang pasti ia mencintai ibumu sepertimu. 

Terima kasih atas kisah kita, semangatmu, pelajaran ini dan pengalaman yang luar biasa, Semua ini mendewasakanku. terima kasih :)

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar