Jumat, 25 Maret 2016

jakarta, 26 maret 2016

ini sebenarnya hal bodoh yang aku alami.... aku harusnya bisa lebih baik mengekpresikan diri bukan hanya diam saja.

Entahlah kenapa aku bisa menjadi seperti ini, aku membenci orang-orang disekelilingku yang lebih banyak mengomentari tanpa solusi. atau malah memojokanku.

sungguh aku tidak menyukai hal itu... aku menjelma manusia robot. tanpa hati dan berjalan begitu saja. aku lebih banyak menyendiri dan menghindari siapapun yang ingin masuk dalam hidupku.

aku tidak percaya pada siapapun hari ini. lebih banyak memendam masalahku sendirian, kau tahu bagaimana rasanya? sakit. otakku sakit saat memikirkannya. pundakku berat terasa sekali begitu berat bebanku.

pada siapa aku akan mengadu?? jika hanya pada TUHAN ia tak pernah mau mengajakku bicara.,,,

beberapa hari ini aku marah padaNYA. Tak mengunjunginya dan tak meminta apapun padanya.... Jujur saja semakin berat rasanya. semakin perih rasanya juga semakin sesak. 

percuma saja bukan?? semua harapanku DIA mentahkan begitu saja. semua hal yang aku lakukan tak ada hasilnya sama sekali. malah aku di beri ribuan beban setiap hari.

aku sendirian,,,, dan tak ada satupun makhluknya yang ia kirim untukku. aku menghadapi segalnya tanpa ada satupun yang bersedia mengulurkan tangan untuk membantuku bangkit atau sekedar memeluk pundakku dan menyakinkan semua baik-baik saja.  ya hari ini aku tak ingin berbicara padanya.

entahlah apa yang ia mau untukku hidupku...

Minggu, 21 Februari 2016

seandai kau tahu bu, aku yakin kau akan membantuku

Aku masih belum menyerah melawan diriku sendiri, ini sangat menguras emosi dan menambah beban setiap harinya. Aku takut akan ada yang tahu.... darimupun aku merahasiakannya bu. Dari sebuah penyakit yang tak berbekas tapi ku rasakan sakit dan sunggu ini menjijikan. 

Hampir ingin menyerah rasanya tapi aku sadar aku harus mengubahnya. Aku harus sembuh agar tak membebanimu bu. Ya.... semua orang mampu melihatku biasa saja dan sehat. Tapi jauh dalam sisi jiwaku ada sesuatu lebam tak terlihat.

Andai kau tahu bu..... ini akan lebih mudah ku lalui. Dukunganmu pasti bisa membantuku untuk lebih bersemangat dan melewati ini setiap detiknya. Aku sudah gagal berkali-kali. dan seharusnya aku sudah sembuh hari ini.

bu.... sungguh aku takut menanggung semua ini sendirian. Aku takut ada orang usil yang penasaran dan mengungkapkannya sebagai cerita sinetron dunia nyata. Maka dari itu aku memilih diam juga merahasiakannya darimu. aku tak mau menambah bebanmu aku tak mau di kasihani.


Bu..... saat malam seperti ini aku ingin sebuah pelukan hangat darimu sama seperti waktu aku kecil dulu karena berada dalam pelukmu dunia serasa surga aman dan tenang. Dan kau yang bisikan petuah-petuah tentang dunia. Aku ingin kau memelukku dan memberitahuku bahwa hari esok akan lebih baik dan semuanya akan selalu baik-baik saja.

Aku memang putrimu yang tak banyak bicara sebelum kau desak habis-habisan. aku ingin kau melakukannya itu lagi untukku. agar beban dalam jiwaku ini lebih banyak menghilang. Aku ingin kau mengintrograsiku dengan caramu agar semua hal yang menjadi sesak ini perlahan mwnguap.


Bu..... entahlah aku tak bisa memastikan diriku untuk sembuh tapi aku sedang mengusahakannya. Aku sedang bertekad dan melawan diri sendiri bu..... sungguh ini sangat sulit. andai kau tahu, aku yakin kau akan membantuku bu.

Sabtu, 13 Februari 2016

harus apa aku

aku sudah sering menhan nafas dan menarik ulurnya setiap kali mengingatmu, perih ini kadang tak bisa ku bendung dengan mudah. Aku butuh banyak waktu untuk menenangkan diri. Kala aku sedang baik-baik saja, sepotong memori darimu selalu merusaknya. Aku akui..... aku kalah dengan emosiku yang ini, perasaan yang tak jelas sama sekali.
 
aku ingin bertanya padamu.... " harus apa aku?". Ini membuatku hampir putus asa. Aku menyimpan lebamku sendiri yang kapan saja bisa menjadi sangat sakit!!. Hatiku ini mungkin sudah berjamur tak lagi ku gunakan kecuali untuk mengenangmu. Aku harus bagaimana? logika dan hatiku tak pernah bisa sepaham. Sering kali berbenturan dan hanya membuatku kelelahan.
 
Aku mulai muak.... tapi aku tak pernah bisa menyimpanmu dalam-dalam atau bahkan melupakanmu. aku sering mencoba tapi GAGAL. 
 
Mengatasinya sangat sulit. Terlampau tak ada cara yang benar.
 
Katakan padaku, bagaimana aku harus melewati ini?. Aku tertatih berdiri tanpamu. Menata hati ang sering berantakan karena kenangamu.
 
jika boleh menawar, aku ingin mengembalikan waktu dulu saat kita saling menyapa. aku tak mau menjabat tanganmu. itu akan lebih baik. aku tidak akan datang ke toko buku di hari yang sama denganmu. sekarang pasti segalanya akan lebih mudah.